Malaysia, Singapore, Batam (Indonesia)
Perjalanan praktik
bimbingan dan konseling lintas budaya ini memiliki salah satu tujuan yaitu
Paradigma pelayanan bimbingan dan konseling
adalah pelayanan bantuan yang menggunakan kaidah-kaidah psiko-pedagogis
yang berbingkai budaya. Paradigma pelayanan bimbingan dan konseling ini
menempatkan budaya menjadi bidang kajian bagi bimbingan dan konseling. Kajian
tentang budaya ini sangat penting karena para konseli atau klien adalah
individu-individu maupun kelompok yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda, seperti Budaya
Jawa, budaya Melayu Jambi, Melayu Riau, Melayu Minangkabau, Melayu Deli di Sumatera
Utara, dan budaya Melayu di Sumetera Selatan. Sudah barang tentu keberadaan
budaya melayu di Indonesia sedikit banyak sudah berasimilasi dengan budaya lain
di Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mempelajari, memahami,
menghayati keberadaan budaya melayu ini termasuk budaya melayu di Malaysia.
Selain itu dengan mempelajari budaya di Malaysia, maka wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap mahasiswa tentang budaya melayu menjadi lebih
luas dan komprehensif.
“Mengawali dengan bismillah dan penuh keyakinan, Menjalani dengan doa serta usaha, Menghakhiri dengan kebahagiaan”. -Nyimas Wulandari-
Selasa, 17 November 2015
Minggu, 15 November 2015
Masa Depanku Menjadi Guru

Puisi Karya : Nyimas Wulandari
Dalam kesunyian jiwa
Waktu terus berputar tiada henti
Dalam sebuah langkah yang panjang
Sebuah kebahagiaan sedang menanti
Secercah cahaya putih nan indah nampak
di sana
Tiada henti memancarkan sinar kemilaunya
Cahaya itu seolah memanggilku
Itu adalah masa depan yang telah menantiku
Cahaya itu seolah memanggilku
Itu adalah masa depan yang telah menantiku
Langganan:
Postingan (Atom)